Waspadalah Ragi Orang Farisi: Banyak Mengaku Tuhan, Tapi Ditolak Masuk Surga
Yesus memperingatkan kita tentang ragi orang Farisi. Ragi menggambarkan sesuatu yang menyebar diam-diam, mengembangkan diri dengan kesombongan, dan akhirnya merusak seluruh adonan — gambaran yang tepat untuk ajaran dan sikap orang Farisi. Ajaran mereka tampak saleh, tapi justru menyesatkan, membebani, dan menutup pintu Surga bagi banyak orang. Yesus berkata dengan sangat jelas: “Jika kebenaranmu tidak melebihi kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, kamu sekali-kali tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Lalu apa kebenaran yang Tuhan kehendaki? Dan bagaimana kita bisa memilikinya?
PEMAHAMAN FIRMAN
Andi Wijaya
8/8/2025
Siapa itu orang Farisi ?
Orang farisi adalah kelompok religius paling terkenal dan paling dihormati di zaman Yesus. Namun, justru merekalah yang menjadi contoh orang2x yang ditolak surga.
Paling Religius
Mereka adalah guru agama, dan dianggap panutan rohani oleh masyarakat Yahudi.
Menekankan Ketaatan
Mereka berpuasa, memberi persembahan, berdoa, dan menghafal berbagai peraturan agama dan ayat-ayat Alkitab.
Menolak dan Menyalibkan Yesus
Tapi meskipun mereka tahu hukum dan nubuat, mereka menolak Sang Mesias karena Yesus tidak sesuai ekspektasi mereka.
Orang Farisi adalah simbol kebenaran manusia — luar tampak suci, tapi hati penuh kesombongan.
Kebenaran (Righteousness) yang diterima Allah – Bukan dari Manusia
Yesus Datang untuk Menggenapi Hukum
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”
“Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang2x Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.” – Matius 5:17, 20 (TB)
Masalah dalam Terjemahan Bahasa Indonesia:
Alkitab Terjemahan Baru menerjemahkan “righteousness” sebagai “hidup keagamaan”, yang terdengar seperti aktivitas religius atau kesalehan lahiriah.
Tapi kata asli Yunani yang digunakan Yesus adalah δικαιοσύνη (dikaiosynē), yang berarti: “Kebenaran” atau “keadaan berada dalam hubungan yang benar dengan Allah.”
Jadi maksud Yesus bukan: “Ibadahmu harus lebih rajin dari Farisi,” melainkan: “Hubunganmu dengan Allah harus lebih benar daripada mereka — kalau tidak, kamu tidak akan masuk Surga.”
Hukum adalah cerminan Karakter Tuhan
Melanggar hukum berarti memberontak kepada Tuhan, dan Alkitab jelas berkata, melanggar 1 hukum, sama dengan melanggar seluruhnya.
Jadi bagaimana mungkin manusia bisa mentaati seluruh hukum Taurat tanpa gagal ?
Yesus tahu itu mustahil bagi manusia, dan murid-murid-Nya juga menyadarinya dalam peristiwa dalam Matius 19:16-26.
“Murid-murid-Nya sangat tercengang dan berkata: ‘Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?’”
Simaklah baik-baik jawaban Yesus: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Jadi... sudahkah anda menemukan kunci untuk masuk surga ?
Yesus Menggenapi Hukum dan Menjadi Kebenaran (Righteousness) Bagi Kita
Manusia Tidak Mampu Menggenapi Hukum
Tidak ada satu manusia pun yang sanggup menaati seluruh hukum Taurat dengan sempurna. Kita tidak bisa bawa kebenaran 80% lalu berharap Tuhan tambahkan 20% sisanya.
Hanya kebenaran sempurna dari Kristus yang cukup. Standar Allah adalah kekudusan mutlak, dan siapa yang gagal dalam satu bagian saja, gagal seluruhnya. Surga tidak menerima kompromi.
“Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” – Yakobus 2:10
Yesus Menjadi Kebenaran Itu untuk Kita
Yesus bukan hanya mengajarkan kebenaran — Ia menjadi kebenaran itu sendiri, dan memberikannya kepada kita yang percaya.
“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” – 2 Korintus 5:21
“Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.” – 1 Korintus 1:30
Pada saat kita berhadapan dengan Bapa, siapakah yang bisa menyatakan bahwa kita benar di hadapan-Nya? Kita sendiri, atau Bapa?
Lalu Kapan dan Bagaimana Kita Dibuat Benar di Hadapan Allah?
Bukan melalui usaha, bukan dengan ritual, bukan dengan perbuatan baik —tapi dengan iman yang percaya dan bersandar sepenuhnya pada Yesus. Iman yang sejati menghasilkan ketaatan.
“Yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang-orang yang percaya.” – Roma 3:22
“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.” – Roma 5:1
Perhatikan baik-baik: Tidak ada satu ayat pun yang mengatakan bahwa kita dibenarkan di hadapan Allah karena perbuatan, ketaatan, atau persembahan kita.
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa kita dibenarkan hanya karena iman kepada Yesus Kristus.
Bagaimana Mengenali Ajaran Farisi di Zaman Sekarang?
“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.” – Matius 16:5
Farisi: Menekankan “Syarat” untuk Diselamatkan
Pengajaran yang membingkai konsep menjadi mempelai Kristus sebagai sesuatu yang harus dicapai melalui pemenuhan syarat tertentu.
Alkitab: Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil memenuhi syarat2x perbuatan
Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? (Galatia 3:3)
Farisi: "Jubah putih“ dijelaskan sebagai hasil dari menjadi pelaku Firman
Pengajaran yang mengganti kasih karunia dengan usaha pribadi.
Keselamatan digambarkan seperti sabun hanya "berfungsi" kalau kita yang menggosoknya (perbuatan)
Alkitab: “Jubah putih” (righteousness) diberikan oleh Tuhan bukan hasil perbuatan manusia
Sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran (righteousness) (Yesaya 61:10)
Farisi: Iman harus “lulus uji”, dan diukur “standar Firman” untuk menentukan kelayakan kita
Mengajarkan bahwa kita harus layak dulu baru diterima.
Seolah keselamatan adalah upah bagi yang layak, bukan anugerah bagi yang percaya.
Alkitab: Ujian iman bukan untuk kelayakan tapi untuk memurnikan iman yang sudah menyelamatkan
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu (1 Petrus 1:7)
KESALAHAN FATAL PENGAJARAN FARISI:
Membuat keselamatan dan identitas sebagai mempelai Kristus tergantung performa.
Menjadikan standar Firman sebagai pengukur kelayakan, bukan sebagai cermin pertumbuhan.
Mengganti anugerah dengan sistem kelulusan.
Kesimpulan: Waspadalah terhadap Ragi Orang Farisi.
Yesus memperingatkan kita untuk berhati-hati terhadap ragi orang Farisi — ajaran yang secara halus menggantikan anugerah dengan usaha manusia, dan menjauhkan orang dari keselamatan sejati. Ragi ini menipu dengan menyamar sebagai kesalehan, tapi pada intinya mengajarkan: “Engkau harus membuktikan dirimu layak dulu sebelum Tuhan menerimamu.”
Namun, kebenaran Alkitab sangat jelas: Tidak ada satu pun manusia yang mampu benar di hadapan Allah dengan kekuatannya sendiri. Bahkan orang yang paling religius pun tidak akan masuk Surga tanpa kebenaran yang datang dari Allah sendiri. “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.” – Roma 3:10
Yesus menggenapi seluruh hukum, menjadi kebenaran dari Allah bagi kita, yang percaya kepada-Nya dibenarkan, diampuni, dan diterima sebagai mempelai-Nya.
Kacamatanya Tuhan
Mari lihat Firman Tuhan melalui kacamatanya Tuhan
HUBUNGI KAMI
EDARAN MINGGUAN
+62 811 816 2878
© 2025. All rights reserved.

