Saat Raja Segala Raja Menunggu: Perjalanan Menuju Perjamuan Kudus
Kisah Israel, baik arti namanya maupun perjalanannya, adalah bagian yang tak terpisahkan dari rencana besar penebusan Allah. Ini adalah kisah tentang dipilih, jatuh, menunggu, dan akhirnya dipulihkan. Tetapi apa hubungannya kisah kuno ini dengan kita? Segalanya. Karena dalam kisah Israel ada undangan untuk semua manusia—panggilan untuk diperintah oleh Allah dan bergabung dengan-Nya dalam perjamuan yang telah Dia siapkan.
PRAKTEK FIRMAN
Andi Wijaya
1/9/20252 min read
Diperintah oleh Allah: Arti Nama Israel
Nama “Israel” berarti “yang diperintah oleh Allah,” sebuah gelar yang diberikan kepada Yakub setelah perjumpaannya yang mengubah hidup dengan Sang Pencipta. Nama ini bukan hanya untuk Yakub—tetapi menjadi identitas sebuah bangsa yang dipanggil untuk hidup di bawah otoritas Allah.Namun, ini lebih dari sekadar identitas nasional atau sejarah. Ini adalah panggilan spiritual yang menyentuh hati setiap manusia: Apakah kita mau membiarkan diri kita diperintah oleh Allah? Pertanyaan ini menantang kita, karena diperintah oleh Allah berarti menyerahkan kendali, mempercayai rencana-Nya, dan berjalan di jalan-Nya. Ini adalah undangan untuk merasakan kebebasan sejati—bukan kebebasan semu melakukan apa yang kita inginkan, tetapi kebebasan kekal untuk hidup sesuai dengan tujuan kita yang sebenarnya.
Kesabaran Allah: Menanti Kepenuhan Bangsa-Bangsa
Dalam Roma 11:25, Paulus menulis tentang “kepenuhan bangsa-bangsa.” Allah dengan sabar menunggu, memberi waktu bagi lebih banyak orang untuk datang kepada-Nya. Penantian ini bukan pasif—tetapi penuh dengan kerinduan, kasih karunia, dan belas kasih. Dan bagian yang luar biasa adalah ini: Dia mungkin sedang menunggu kamu. Dia mengulurkan tangan-Nya, memberi kamu kesempatan untuk menerima undangan-Nya dan menjadi bagian dari keluarga-Nya. Bisakah kamu merasakan kerinduan dalam penantian-Nya? Ini bukan tuntutan, tetapi seruan yang lahir dari kasih. Akankah kamu merespons?
Peran Israel dalam Rencana Penebusan
Perjalanan Israel adalah inti dari rencana penebusan Allah. Meski mereka tersandung dengan menolak Yesus sebagai Mesias, cerita mereka belum selesai. Janji-janji Allah kepada Israel tetap berlaku, dan pemulihan mereka kelak akan menunjukkan kesetiaan-Nya kepada dunia. Namun, ini bukan hanya tentang Israel. Cerita mereka mencerminkan kebenaran yang berlaku untuk kita semua: Kesetiaan Allah tidak pernah goyah, bahkan ketika kita gagal. Tangan-Nya tetap terbuka, siap untuk memulihkan kita jika kita kembali kepada-Nya.
Peringatan tentang Kepercayaan yang Salah Tempat
Salah satu kesalahan Israel adalah mengandalkan identitas mereka sebagai umat pilihan Allah, daripada menerima Yesus melalui iman. Hal ini menjadi peringatan bagi kita semua. Keselamatan tidak datang dari keturunan, perbuatan baik, atau ritual agama—itu hanya datang melalui iman kepada Kristus. Apakah kamu mengandalkan usahamu sendiri, berpikir itu cukup untuk mengamankan tempatmu di kerajaan Allah? Injil mengingatkan kita bahwa ini bukan tentang apa yang kita lakukan, tetapi tentang apa yang telah Yesus lakukan. Satu-satunya kepercayaan sejati ditemukan dalam Dia.
Panggilan untuk Diperintah oleh Allah
Menerima pemerintahan Allah berarti melangkah ke dalam identitas sejati kita. Ini adalah keputusan yang membutuhkan kerendahan hati dan keberanian—kesediaan untuk melepaskan kendali diri dan mempercayai rencana Allah yang sempurna. Tetapi ini juga merupakan tindakan sukacita yang mendalam, karena diperintah oleh Allah berarti menjadi bagian dari kerajaan-Nya yang kekal.Akankah kamu menerima nama “Israel” dalam arti yang sebenarnya, membiarkan Allah memerintah atas hidupmu?
Perjamuan Sang Raja
Dalam Wahyu 19, perjamuan kawin Anak Domba digambarkan—sebuah pesta di mana Raja segala raja akan mengumpulkan umat-Nya. Ini adalah puncak dari rencana Allah, sebuah perayaan atas kemenangan-Nya dan penebusan umat-Nya. Undangan ke pesta ini telah diberikan kepadamu. Yesus, Raja segala raja, telah menyiapkan tempat untukmu di meja-Nya. Tetapi pertanyaannya tetap: Akankah kamu menerimanya?
Kesimpulan: Jawablah Panggilan Itu
Kisah Israel mengajarkan kita tentang kesetiaan, kesabaran, dan kerinduan Allah bagi semua orang untuk datang kepada-Nya. Ini adalah kisah yang mengundang kita untuk merenung: Apakah kita hidup di bawah pemerintahan Allah, atau kita menolak panggilan-Nya? Apakah kita siap mengambil tempat kita di perjamuan itu, atau kita masih ragu?Hari ini, Raja segala raja memanggilmu. Dia sedang menunggu—bukan hanya untuk Israel, bukan hanya untuk bangsa-bangsa, tetapi untukmu. Akankah kamu menerima undangan-Nya, menyerahkan hidupmu kepada pemerintahan-Nya, dan bergabung dengan-Nya di meja perjamuan? Pesta itu sudah siap. Yang kurang hanyalah kehadiranmu.
Kacamatanya Tuhan
Mari lihat Firman Tuhan melalui kacamatanya Tuhan
HUBUNGI KAMI
EDARAN MINGGUAN
+62 811 816 2878
© 2025. All rights reserved.

