Saat Imanmu Salah Tempat: Jalan Sunyi Menuju Kemurtadan
Banyak orang memulai perjalanan iman dengan benar—percaya kepada kasih karunia Tuhan, berserah pada salib Kristus. Namun perlahan, tanpa sadar, mereka mulai menggeser kepercayaan mereka. Dari Kristus… kembali kepada hukum. Dari anugerah… kembali kepada usaha sendiri. Dari iman… kembali kepada perhitungan pahala dan dosa. Dan inilah yang Alkitab sebut sebagai kemurtadan yang halus namun mematikan. Jalan ini sunyi, karena dari luar terlihat saleh. Tapi ujungnya… adalah penolakan terhadap salib Kristus. Apakah kamu juga sedang berjalan di jalan ini—tanpa menyadarinya?
PEMAHAMAN FIRMAN
Andi Wijaya
5/4/2025
Setiap Kerajaan Pasti Punya Hukum
Tidak ada kerajaan yang bisa berdiri tanpa hukum. Dalam kehidupan nyata, setiap negara memiliki aturan—undang-undang yang mengatur warganya, menentukan mana yang baik dan mana yang melanggar. Hukum ini mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa tersebut. Misalnya, negara yang menekankan keadilan dan kesetaraan pasti punya hukum yang mendukung prinsip itu.
Demikian juga dengan Kerajaan Allah. Alkitab mencatat bahwa takhta Allah didirikan di atas kebenaran dan keadilan.
“Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu; kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu.”— Mazmur 89:15 (TB)
“…keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.”— Mazmur 97:2 (TB)
Hukum Allah bukan sembarang aturan. Hukum-Nya sempurna karena adalah pencerminan dari karakter-Nya yang kudus dan benar. Maka, ketika seseorang melanggar hukum itu, berarti ia bukan sekadar melanggar aturan, tapi menentang pribadi Allah sendiri.
- Roma 7:12, Mazmur 19:8
Karena hukum Tuhan sempurna dan tidak terbagi-bagi, maka hukum itu harus ditaati secara utuh. Tidak cukup hanya taat pada sebagian dan melanggar sebagian lainnya.
“Sebab barangsiapa menaati seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian kecil pun daripadanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.”
- Yakobus 2:10
Jika hukum Tuhan adalah standar-Nya, maka siapa pun yang melanggarnya sedang menolak karakter dan otoritas Allah. Itulah yang disebut dosa. Dan karena Allah adalah adil, dosa tidak bisa dibiarkan begitu saja—harus ada ganjaran yang setimpal.
- Roma 3:23, Roma 6:23
Masalah Besar – Kondisi Manusia yang Tak Berdaya
Manusia Berdosa & Dikuasai Daging
Kita ingin taat, tapi natur dosa dalam daging selalu menarik kita menjauh dari Allah.
Roma 7:18, Matius 26:41
Hukum Sempurna, Tapi Menjadi Tak Berdaya Karena Daging
Masalahnya bukan di hukum-tetapi di dalam diri kita yang lemah dan tidak mampu memenuhi tuntutan hukum itu.
Roma 8:3
Semua Orang Berdosa dan Layak Dihukum Mati
Tidak seorang pun benar. Semua manusia ada di bawah hukuman maut karena telah melanggar hukum.
Roma 3:23, Roma 6:23
Kematian Menawan Jiwa – Diperankan oleh Hades (Maut)
Kematian bukan sekadar akhir hidup, tetapi perbudakan rohani. Jiwa manusia ditawan maut, menunggu penghakiman.
Ibrani 2:14-15, Wahyu 6:8
Bayangkan sebuah situasi penyanderaan yang mencekam.
Para penjahat bersenjata mengancam akan membunuh semua sandera jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Ketegangan memuncak, tak ada jalan keluar.
Lalu tiba-tiba, muncullah seorang pria muda dan berkata dengan suara lantang:
“Lepaskan mereka semua. Aku akan menjadi gantinya.”
Ternyata, pria itu adalah anak presiden—seseorang yang sangat berharga, bernilai jauh lebih tinggi daripada para sandera biasa.
Melihat siapa yang datang, para penjahat setuju.
Mereka menerima pertukaran itu.
Para sandera dibebaskan.
Anak presiden menjadi pengganti mereka—menyerahkan dirinya ke tangan musuh.
- Markus 10:45, 1 Timotius 2:5-6
Yesus Menanggung Dosa & Kutuk Hukum
Ia menggantikan posisi kita, para tawanan sepenuhnya—memikul kesalahan kita, dan mati untuk membayar kesalahan kita.
“Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita sekalian.”— Yesaya 53:6 (TB)
“Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk...”— Galatia 3:10 (TB)
“Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”— Galatia 3:13 (TB)
(mengacu pada Ulangan 21:23)
Pengorbanan-Nya sekali untuk selamanya, menebus seluruh hutang dosa manusia dalam segala zaman.
- Ibrani 10:12, Ibrani 9:26, Kolose 1:20, 1 Yohanes 2:2
Dibenarkan oleh Iman — Tak Bercela di Hadapan Allah
Melalui pengorbanan Yesus yang sempurna, setiap orang yang percaya tidak lagi berada di bawah hukuman. Kita dibenarkan—bukan karena perbuatan kita, tetapi karena iman kepada karya-Nya yang telah selesai di kayu salib. – Roma 5:1, Kolose 1:22
Teguran Paulus & Penulis Kitab Ibrani kepada Jemaat yang Murtad
Bacalah Galatia 3:1-14
Kembali kepada hukum berarti menolak anugerah. Itu seperti berkata, “Terima kasih, Yesus… tapi biar aku yang lanjutkan sendiri.”
Setelah menjelaskan bahwa keselamatan datang karena iman, bukan hukum, kitab Ibrani memberi peringatan yang menakutkan tentang mereka yang meninggalkan anugerah itu. – Ibrani 6:4-6, Ibrani 10:26-29
Kembali ke hukum setelah menerima anugerah = kemurtadan.
Itu seperti berkata bahwa kematian Yesus tidak cukup, dan kita butuh korban yang lain.
Galatia berkata: “Mengapa kamu meninggalkan anugerah?”
Ibrani memperingatkan: “Kalau kamu lakukan itu, kamu sedang menginjak-injak Anak Allah.”
Kesimpulan: Iman kepada Hukum atau Iman kepada Yesus?
Setiap manusia berada di persimpangan yang sama—memilih untuk percaya pada usahanya sendiri, atau percaya pada karya sempurna Kristus di salib. Iman kepada hukum berarti terus berusaha memenuhi standar yang mustahil, berharap bahwa kebaikan kita bisa menebus dosa kita sendiri. Tapi iman kepada Yesus berarti berserah sepenuhnya, mengakui bahwa hanya pengorbanan-Nya yang mampu menyelamatkan.
Siapa pun yang menolak anugerah, sedang menghina darah Kristus.
Siapa pun yang bersandar pada hukum demi keselamatan, itulah esensi dari kemurtadan.
Apakah aku menaruh imanku pada perbuatanku… atau pada karya Yesus yang sudah selesai?

Kacamatanya Tuhan
Mari lihat Firman Tuhan melalui kacamatanya Tuhan
HUBUNGI KAMI
EDARAN MINGGUAN
+62 811 816 2878
© 2025. All rights reserved.

