Cawan Perjanjian: Lamaran Pernikahan dari Yesus

Waktu Yesus mengangkat cawan dalam Perjamuan Terakhir, Dia tidak hanya sedang membicarakan pengampunan dosa. Dia sedang melamar umat-Nya ke dalam hubungan perjanjian, seperti seorang mempelai laki-laki melamar mempelai perempuan. Mari kita lihat keindahan Injil bukan hanya sebagai jalan keselamatan, tapi sebagai undangan masuk ke dalam hubungan kasih yang kekal.

PEMAHAMAN FIRMAN

4/26/2025

Cawan Perjanjian — Lamaran Pernikahan dari Yesus

Waktu Yesus mengangkat cawan dalam Perjamuan Terakhir, Dia tidak hanya sedang membicarakan pengampunan dosa. Dia sedang melamar umat-Nya ke dalam hubungan perjanjian, seperti seorang mempelai laki-laki melamar mempelai perempuan. Mari kita lihat keindahan Injil bukan hanya sebagai jalan keselamatan, tapi sebagai undangan masuk ke dalam hubungan kasih yang kekal.

Cawan Lamaran dari Sang Mempelai

Dalam tradisi Yahudi, saat seorang pria melamar perempuan, ia menyodorkan cawan anggur. Jika perempuan itu minum, itu berarti dia menerima lamaran dan siap masuk perjanjian nikah.

Yesus melakukan hal yang sama pada Perjamuan Terakhir:

“Inilah darah-Ku… darah perjanjian…”

🔸 Itu bukan hanya pengampunan dosa.

🔸 Itu adalah lamaran ilahi.

🔸 Yesus membayar harga mempelai dengan darah-Nya.

Yohanes 3:29 – “Yang punya mempelai adalah mempelai laki-laki.”

Lukas 22:20 – “Cawan ini adalah perjanjian baru…”

1 Petrus 1:18–19 – “Kamu ditebus dengan darah Kristus yang mahal.”

Minum cawan = menerima Yesus bukan hanya sebagai Juruselamat, tapi sebagai Mempelai Ilahi.

Respon Sang Mempelai Perempuan: Terima, Tinggalkan, Bersiap

Dalam budaya Yahudi, jika sang mempelai perempuan menerima lamaran, dia akan:

Minum cawan itu — tanda penerimaan.

Meninggalkan rumah lama — gambaran bertobat dari hidup lama.

Mempersiapkan diri — menanti dengan setia hingga mempelai laki-laki datang kembali.

Bagi kita sebagai pengikut Kristus:

Iman sejati terlihat dari kesetiaan dan pengudusan.

Kita hidup bukan untuk dunia ini lagi, tapi untuk mempelai yang akan datang.

Roma 10:9–10 – “Percayalah dalam hatimu…”

Titus 2:14 – “…untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri,…”

Wahyu 19:7 – “Mempelai-Nya telah siap sedia.”

Menerima cawan bukan hanya keputusan sesaat, tapi komitmen seumur hidup.

Perjamuan Kawin Anak Domba: Persatuan Kekal

Yesus berkata bahwa Dia pergi untuk menyediakan tempat bagi kita — seperti mempelai laki-laki Yahudi yang membangun rumah untuk istrinya.

Akan tiba waktunya Dia datang kembali:

Tanpa pemberitahuan,

Menjemput mereka yang setia dan siap,

Untuk masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba — sukacita abadi bersama Sang Raja.

Wahyu 19:9 – “Berbahagialah yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.”

Yohanes 14:2–3 – “Aku pergi untuk menyediakan tempat…”

Efesus 5:22–32 – “Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.”

Akhir dari Injil bukan hanya keselamatan — tapi persatuan kekal dengan Kristus.

TANDA-TANDA: Kontrak Agamawi vs. Perjanjian Kasih

❌ Kontrak Agamawi (Agama Berbasis Kinerja)

😰 Selalu khawatir:

“Apakah aku sudah cukup baik supaya Tuhan menerima aku?”

📊 Menghitung pahala:

“Aku sudah puasa, pelayanan, kasih persembahan — Tuhan pasti memberkati aku.”

👀 Melihat Tuhan sebagai Hakim yang siap menghukum

Bukan Bapa yang setia membimbing.

⚖️ Merasa jauh dari Tuhan setiap kali jatuh dalam dosa

Karena takut ditolak, bukan karena cinta yang terluka.

😓 Melayani karena beban, bukan karena sukacita

Tidak ada kenikmatan dalam doa atau firman, hanya rutinitas.

🧍 Berusaha menjadi “hamba yang setia”, tapi tidak merasa jadi anak yang dikasihi

Hidup seperti karyawan, bukan mempelai.

✅ Perjanjian Kasih (Hubungan Berbasis Anugerah)

💗 Taat karena cinta, bukan karena takut

“Aku mengasihi Tuhan, maka aku tidak mau melukai hati-Nya.”

🕊️ Bertobat dengan tenang dan yakin akan pengampunan-Nya

Bukan karena panik kehilangan keselamatan, tapi karena rindu dipulihkan.

👰‍♀️ Melihat Yesus sebagai Mempelai, bukan hanya Juruselamat

Hubungan yang intim dan penuh kasih.

🌱 Merindukan hadirat Tuhan, bukan sekadar melakukan kewajiban rohani

Menikmati saat teduh, bukan hanya menyelesaikan checklist.

🔒 Yakin dalam identitas sebagai milik-Nya

“Aku sudah ditebus. Aku adalah milik-Nya. Aku aman di dalam kasih-Nya.”

🎁 Melayani karena sukacita dan kerinduan untuk membalas cinta-Nya

Bukan untuk mencari pujian atau berkat.

KESIMPULAN: Yesus tidak menawarkan kontrak agama — Dia menawarkan perjanjian kasih.

Salib adalah harga mempelai.

Cawan adalah lamarannya.

Kebangkitan adalah janji-Nya.

Dia telah mengangkat cawan itu.

Sekarang, Dia menunggu jawaban dari hatimu:

“Maukah kau menjadi milik-Ku selamanya?”